Book is a miracle
Nama aku nina, duduk di bangku kuliah semester 6 jurusan bahasa indonesia dan ngambil S1. Saat ini aku dapat pekerjaan yang bagus, banyak orang – orang yang bilang apabila kita kerja di sana gaji kita dalam sebulan bisa mencapai 8 juta. Benar-benar tak ku duga semua ini bagai mimpi aku bisa kerja di sana , walaupun aku baru masuk dan baru jalan sebulan yah minimal gaji ku 1 jutalah dalam sebulan. Cukuplah untuk anak kuliahan yang biayanya masih di tanggung orang tua.
Pagi itu aku dipanggil oleh bos ku untuk datang keruangannya. Takut dan deg deg jantung ku pun benar-benar ga bisa ku ilangi (yah klo ilang mati donk). Kata mereka yang udah berpengalaman apabila kita dipanggil bos pasti dapet project yang bagus dan gajinya juga bagus. Tapi, ku berfikir masa aku bisa dapet pekerjaan yang bagus padahal aku belum berpengalaman. Ga lama ku masuk ku langsung di suruh duduk di bangku
“ dia bilang apa keahlian mu untuk masuk perusahaan ini. ”
“ keahlian saya pak ”
“ iya keahlian kamu ”
“ keahlian saya menulis cerita pak, kebetulan saya kuliah di bidang bahasa indonesia pak ”
“ bagus ”
“ bagus pak ”
“ Saya tidak salah manggil kamu, saya yakin kamu bisa mengerjakan pekerjaan yang waktunya tidak banyak, karena bidang yang kamu ambil aja sudah menyakinkan saya untuk pilih kamu dalam pekerjaan yang terpilih ini ”
Aku benar-benara bingung dengan semua perkataan bos tapi, aku manguk-manguk aja biar di kira mengerti ucapan dia.
“ begini (dia melanjutkan)
Saya mau kamu nulis cerita yang bagus tentang magic, kira-kira kamu bisa? ”
“ magic pa ? ”
“ iya “
“bisa pak ( dengan tampang yakin, padahal ga yakin. Kepikiran ceritanya aja ga) “
“ ok. Saya kasih kamu waktu 2 minggu kamu bisa “
“dua minggu pak “
“iya, bisa.. ”
“bisa pak, terima kasih pak saya akan usahain pekerjaan saya bisa selesai tepat waktu. Permisi pak”
Keluar dari ruangan yang dateng deg deg kan dan keluarnya cemas tak terkira.
Teman-teman rekan kerja matanya langsung tertuju pada ku. Mereka bilang
“ wah... dapet project mahal nich . selamet yah...“
Aku cuma bisa senyum (terpaksa) dan mereka malah salaman (udah kayak lebaran cuma, beda kata-katanya)
Kalo lebaran : mohon maaf lahir dan batin yah..
Kalo sekarang : selamat yach... dapet project bagus .. pasti gajinya gede.. ntar, jangan lupa traktir-traktir yah.. . (gubrak)...
Aku duduk ditempat kerjaku berfikir cerita apa yang bisa aku jadikan project ini yang jelas tentang magic. Sempat kepikiran kaos kaki ajaib, pensil ajaib tapi itu semua udah ada filmnya di tayangin di tv (maklum pikiran masih buntu). Berfikir lagi dengan judul “Pacar ku hantu”. Wah jadi, horor gini makin ga jelas aja pikiran tetang judul yang aku buat dan aku mulai berhenti berpikir untuk hari ini tentang judul untuk project besar ku. Biar besok aja aku terusin mikirnya.tapi, malam ini aku malah ga bisa tidur mikirin judulnya . sampe-sampe aku ketiduran dan mimpiin kejadian apabila aku ga selesai dengan project ini dan aku di pecat. Oh... No....
Aku langsung terbangun dari tidurku itu dan aku dududk di meja blajarku memikirkan kembali dan menganbil sebuah buku untuk menulis ide-ide yang akan keluar nanti. Tapi, ketika ku melihat buku aku berfikir apa buku punya magic di suatu sisinya. Namun, judul pun masih belum ditemukan. “ Aku memulai ceritanya terlebih dahulu dari sebuah perkenalan nina dan ridwan mereka berkenalan di bis yang mereka tumpangi. Nina, memeng sering naik bis tapi, ridwan ini adalah pertama kalinya dia naik bis. Pas mereka duduk sebelahan di bis nina tidak sengaja melihat kartu tanda mahasiswa ridwan. Semua itu terlihat pada saat ridwan mmengambil uang di dompetnya.
“ kamu anak universitas internasional “
“ iya , memangnya ada apa?”
“saya juga kuliah di sana”
“oh, jurusan apa?”
“bisnis”
Hening
“oya, kita belum kenalan nama w ridwan”
“aku nina”
“berarti kita turun dari bis ini ke tempat yang sama donk”
“iya”
“syukurlah”
“loh, emangnya kenapa”
“nggak kenapa-kenapa kok”
“oh”
Akhirnya mereka turun dari bis itu dan mereka berpisah di depan gerbang kampus. Semenjak perkenalan itu ridwan jadi sering naik bis mereka menjadi semakin akrab.bahkan pulang kuliah pun mereka janjian untuk pulang bareng. Namun, bedanya ridwan pulang dari kuliah setelah sampai rumah dia langsung jalan bareng teman-temannya untuk nongkrong bareng ala orang kaya sedangkan, nina dia suka membantu ibunya untuk mengantarkan kue ke pelanggannya.
“nina, kamu sudah pulang”
“iya bu”
“tolong anterkan kue ini ke jln. Sriwijaya no. 50”
“Iya bu”
Teng Tong ... bel rumah ku berbunyi namun, saat ku liat jendela ada gadis manis . aku tidak tau dia ada keperluan apa. Kulihat dari jauh di salah satu sudut rumah ku. Gadis itu memberikan kadus ke bunda.
“ini bu pesenannya”
“oya, terima kasih ya”
“ini uangnya”
“ terima kasih bu”
Aku langsung menyamperin bunda ternyata itu pesenan bunda isinya kue bronies yang enak banget. Ini kue kesukaan ku. Tidak tau mengapa seperti ada kejadian aneh yang tidak asing untuk ku. Setelah itu aku pergi ke kamar untuk menerukan cerita yang tadi ku tulis.
Nina langsung mengantarkan pesenannya ke pelanggan kuenya. Kue bronies itu dia antarkan menggunakan motor biar pesenanya tidak lama sampai dipelanggan. Setelah sampai kue bronies lainnya nina langsung mengantarkan kue yang lain ke pelanggannya yang lain.
Keesokan harinya nina diajak ridwan untuk nonton film bioskop dan nina yang tadinya memikir kelamaan dengan tawaran ridwan dia akhirnya mau.banyak yang mereka bicarakan ketika mulai nge-date. Sampai pada akhirnya ridwan bilang kalau dia suka sama nina.
“aku.. hmm...”
“ada apa”
“sejak pertama aku liat kamu pertama kalinya di bis itu dan kita duduk sebelahan juga yang ga disangka-sangka kita satu universitas. Aku langsung terus-terusan naik bis itu karana, aku tertarik pada mu
. mau kah kamu menjadi kekasihku ”
“hmm... aku juga suka sama kamu”
“berati sekarang kita pacaran”
“iya kita pacaran”
Akhirnya misi terakhir ridwan dari nge-date mereka yang pertama berjalan mulus dan lancar. Ridwan mengantarkan nina pulang. Namun, setelah nina sudah sampai rumah dan ridwan sudah kembali untuk pulang ke rumahnya. Tiba-tiba
Aku yang sedang duduk tenang dengan temanku sarah di tempat langganan kue bunda ku. Aku melihat gadis manis itu diomelin oleh ibunya.
“kenapa, kamu bisa jalan sama dia”
“kita udah pacaran bu, ada apa?”
“kamu ga liat dia itu orang kaya dari pakaiannya aja ibu sudah tau dia orang kaya. Beda sama kita”
“dia orang baik bu”
“yah, baru kenal aja dia baik nanti-nati gmana apa dia tetap baik sama kamu”
“ridwan ga mungkin jahat sama aku bu”
“ibu ga setuju”
“tapi bu”
Suasana jadi hening kejadian itu terjadi di depan ku dan sarah. Untung saja hanya kita berdua yang ada di sana. Dan ibu penjual kue itu berkata pada kami.
“maaf, ya neng”
“oh,.. iya bu ga papa ko”
(senyum terpaksa)
Pagi itu aku dipanggil oleh bos ku untuk datang keruangannya. Takut dan deg deg jantung ku pun benar-benar ga bisa ku ilangi (yah klo ilang mati donk). Kata mereka yang udah berpengalaman apabila kita dipanggil bos pasti dapet project yang bagus dan gajinya juga bagus. Tapi, ku berfikir masa aku bisa dapet pekerjaan yang bagus padahal aku belum berpengalaman. Ga lama ku masuk ku langsung di suruh duduk di bangku
“ dia bilang apa keahlian mu untuk masuk perusahaan ini. ”
“ keahlian saya pak ”
“ iya keahlian kamu ”
“ keahlian saya menulis cerita pak, kebetulan saya kuliah di bidang bahasa indonesia pak ”
“ bagus ”
“ bagus pak ”
“ Saya tidak salah manggil kamu, saya yakin kamu bisa mengerjakan pekerjaan yang waktunya tidak banyak, karena bidang yang kamu ambil aja sudah menyakinkan saya untuk pilih kamu dalam pekerjaan yang terpilih ini ”
Aku benar-benara bingung dengan semua perkataan bos tapi, aku manguk-manguk aja biar di kira mengerti ucapan dia.
“ begini (dia melanjutkan)
Saya mau kamu nulis cerita yang bagus tentang magic, kira-kira kamu bisa? ”
“ magic pa ? ”
“ iya “
“bisa pak ( dengan tampang yakin, padahal ga yakin. Kepikiran ceritanya aja ga) “
“ ok. Saya kasih kamu waktu 2 minggu kamu bisa “
“dua minggu pak “
“iya, bisa.. ”
“bisa pak, terima kasih pak saya akan usahain pekerjaan saya bisa selesai tepat waktu. Permisi pak”
Keluar dari ruangan yang dateng deg deg kan dan keluarnya cemas tak terkira.
Teman-teman rekan kerja matanya langsung tertuju pada ku. Mereka bilang
“ wah... dapet project mahal nich . selamet yah...“
Aku cuma bisa senyum (terpaksa) dan mereka malah salaman (udah kayak lebaran cuma, beda kata-katanya)
Kalo lebaran : mohon maaf lahir dan batin yah..
Kalo sekarang : selamat yach... dapet project bagus .. pasti gajinya gede.. ntar, jangan lupa traktir-traktir yah.. . (gubrak)...
Aku duduk ditempat kerjaku berfikir cerita apa yang bisa aku jadikan project ini yang jelas tentang magic. Sempat kepikiran kaos kaki ajaib, pensil ajaib tapi itu semua udah ada filmnya di tayangin di tv (maklum pikiran masih buntu). Berfikir lagi dengan judul “Pacar ku hantu”. Wah jadi, horor gini makin ga jelas aja pikiran tetang judul yang aku buat dan aku mulai berhenti berpikir untuk hari ini tentang judul untuk project besar ku. Biar besok aja aku terusin mikirnya.tapi, malam ini aku malah ga bisa tidur mikirin judulnya . sampe-sampe aku ketiduran dan mimpiin kejadian apabila aku ga selesai dengan project ini dan aku di pecat. Oh... No....
Aku langsung terbangun dari tidurku itu dan aku dududk di meja blajarku memikirkan kembali dan menganbil sebuah buku untuk menulis ide-ide yang akan keluar nanti. Tapi, ketika ku melihat buku aku berfikir apa buku punya magic di suatu sisinya. Namun, judul pun masih belum ditemukan. “ Aku memulai ceritanya terlebih dahulu dari sebuah perkenalan nina dan ridwan mereka berkenalan di bis yang mereka tumpangi. Nina, memeng sering naik bis tapi, ridwan ini adalah pertama kalinya dia naik bis. Pas mereka duduk sebelahan di bis nina tidak sengaja melihat kartu tanda mahasiswa ridwan. Semua itu terlihat pada saat ridwan mmengambil uang di dompetnya.
“ kamu anak universitas internasional “
“ iya , memangnya ada apa?”
“saya juga kuliah di sana”
“oh, jurusan apa?”
“bisnis”
Hening
“oya, kita belum kenalan nama w ridwan”
“aku nina”
“berarti kita turun dari bis ini ke tempat yang sama donk”
“iya”
“syukurlah”
“loh, emangnya kenapa”
“nggak kenapa-kenapa kok”
“oh”
Akhirnya mereka turun dari bis itu dan mereka berpisah di depan gerbang kampus. Semenjak perkenalan itu ridwan jadi sering naik bis mereka menjadi semakin akrab.bahkan pulang kuliah pun mereka janjian untuk pulang bareng. Namun, bedanya ridwan pulang dari kuliah setelah sampai rumah dia langsung jalan bareng teman-temannya untuk nongkrong bareng ala orang kaya sedangkan, nina dia suka membantu ibunya untuk mengantarkan kue ke pelanggannya.
“nina, kamu sudah pulang”
“iya bu”
“tolong anterkan kue ini ke jln. Sriwijaya no. 50”
“Iya bu”
Teng Tong ... bel rumah ku berbunyi namun, saat ku liat jendela ada gadis manis . aku tidak tau dia ada keperluan apa. Kulihat dari jauh di salah satu sudut rumah ku. Gadis itu memberikan kadus ke bunda.
“ini bu pesenannya”
“oya, terima kasih ya”
“ini uangnya”
“ terima kasih bu”
Aku langsung menyamperin bunda ternyata itu pesenan bunda isinya kue bronies yang enak banget. Ini kue kesukaan ku. Tidak tau mengapa seperti ada kejadian aneh yang tidak asing untuk ku. Setelah itu aku pergi ke kamar untuk menerukan cerita yang tadi ku tulis.
Nina langsung mengantarkan pesenannya ke pelanggan kuenya. Kue bronies itu dia antarkan menggunakan motor biar pesenanya tidak lama sampai dipelanggan. Setelah sampai kue bronies lainnya nina langsung mengantarkan kue yang lain ke pelanggannya yang lain.
Keesokan harinya nina diajak ridwan untuk nonton film bioskop dan nina yang tadinya memikir kelamaan dengan tawaran ridwan dia akhirnya mau.banyak yang mereka bicarakan ketika mulai nge-date. Sampai pada akhirnya ridwan bilang kalau dia suka sama nina.
“aku.. hmm...”
“ada apa”
“sejak pertama aku liat kamu pertama kalinya di bis itu dan kita duduk sebelahan juga yang ga disangka-sangka kita satu universitas. Aku langsung terus-terusan naik bis itu karana, aku tertarik pada mu
. mau kah kamu menjadi kekasihku ”
“hmm... aku juga suka sama kamu”
“berati sekarang kita pacaran”
“iya kita pacaran”
Akhirnya misi terakhir ridwan dari nge-date mereka yang pertama berjalan mulus dan lancar. Ridwan mengantarkan nina pulang. Namun, setelah nina sudah sampai rumah dan ridwan sudah kembali untuk pulang ke rumahnya. Tiba-tiba
Aku yang sedang duduk tenang dengan temanku sarah di tempat langganan kue bunda ku. Aku melihat gadis manis itu diomelin oleh ibunya.
“kenapa, kamu bisa jalan sama dia”
“kita udah pacaran bu, ada apa?”
“kamu ga liat dia itu orang kaya dari pakaiannya aja ibu sudah tau dia orang kaya. Beda sama kita”
“dia orang baik bu”
“yah, baru kenal aja dia baik nanti-nati gmana apa dia tetap baik sama kamu”
“ridwan ga mungkin jahat sama aku bu”
“ibu ga setuju”
“tapi bu”
Suasana jadi hening kejadian itu terjadi di depan ku dan sarah. Untung saja hanya kita berdua yang ada di sana. Dan ibu penjual kue itu berkata pada kami.
“maaf, ya neng”
“oh,.. iya bu ga papa ko”
(senyum terpaksa)
0 komentar:
Posting Komentar