Akhirnya aku sampai di rumah dan melanjutkan cerita ku yang tadi. Ibu nina tidak suka dengan ridwan karena, dia orang kaya, karena dalam pemikirannya orang kaya itu pasti orang jahat (Padahal tidak semua orang kaya itu jahat). Setelah di marahin ibunya nina masuk kamar dan dia sangat sedih dengan semua kejadian tadi.
Keesokan harinya nina di jemput oleh ridwan untuk berangkat kuliah bareng kebetulan jadwal masuk hari ini nina dan ridwan sama. Ridwan di usir oleh ibu nina, dan nina pun membelanya
“ ngapain kamu deket-deket anak saya”
“deket-deket gmn bu kita, memang sudah pacaran”
“pasti kamu mau mempermainkan anak saya kan, udah ngaku aja”
“tidak, bu saya sayang banget sama nina. Saya, tidak mungkin menyakiti hatinya, mempermainkan hatinya”
“kamu yakin tidaka kan menyakiti hati anak saya”
“iya bu saya janji”
“baik, sekarang kamu boleh dekat dengan anak saya. Tapi, saya ga mau anak saya kenapa-kenapa hanya gara-gara kamu”
“iya bu saya janji tidak akan menyakiti nina saya akan jaga dia, terima kasih bu sudah merestui kami untuk pacaran, asslammualaikum”
“waalaikumsalam”
Akhirnya ridwan boleh berangkat bareng dengan nina untuk pergi ke kampus bersama. Mereka senang karena ibu nina bisa menyetujui kedekatan mereka.
“besok, saya mau ajak kamu ketemu dengan orang tua saya, kamu mau” tanya ridwan
“saya mau aja tapi, saya ijin dulu sama ibu”
“iya saya akan jemput kamu”
Akhirnya hari yang mereka tunggu itu tiba. Tapi, tiba-tiba ridwan sms dia bilang
*maaaf yah sayang aku ga bisa jemput kamu sekarang mungkin besok aku jemput kamu untuk ketemu sama kedua orang tua ku. Tapi, untuk hari ini ga bisa. Sekali lagi maaf ya sayang*
Nina yang sudah siap dengan dandanan yang cantik dan memakai bajunya yang paling bagus. Dia sangat kecewa dan dia kembali kekamar untuk membersihkan dandanannya dan engganti bajunya. Ibu nina memperhatikan nina dan ibunya bilang.
“kenapa, kamu tidak jadi berangkat”
“iya bu, hari ini ridwan tidak bisa jemput aku. Aku mau jalan sebentar keluar dulu ya bu untuk cari angin”
(Dengan tampang murungnya nina pergi keluar)
Aku yang ingin memesan kue kembali untuk acara bunda. Di saat perjalanan aku melihat anak penjual kue itu ku matikan motor ku dan aku menegurnya.
“hey”
Tapi anak itu tidak dengar aku memanggilnya. Letak anak itu diaa tas jembatan yang di bawahnya terdapat sungai. Aku penggil dia sekali lagi.
“hey”
Dan lagi.
“hey, kamu jangan bunuh diri, jangan loncat dari jembatan itu”
Aku langsung lari dan megang tangan anak itu.
“kamu jangan bunuh diri”
“siapa yang mau bunuh diri” jawabnya
“oh, aku kira... ini seperti cerita yang ku buat tadi, tadinya aku ingin buat cerita yang ada adegan bunuh dirinya tapi, ga jadi abis jadinya serem banget”
“cerita apa”
“belum tau judulnya c, ya tentang percitaan gitulah biasa lagi ada project besar”
“oh, kamu langganan ibu aku kan yang suka dateng pesan kue ibu ku “
“iya, kamu anak ibu penjual kue itukan, Oiya, kita belum kenalan”
“nama ku ‘NINA’ “ (kata- kata ini terdengar dari sudut dua orang yang sedang berhadapan dan saling bersalaman) (tampang heran dari kita berdua)
“NINA” (kita menyebutkan kembali nama masing-masing)
“ternyata nama kita sama ya” ( aku langsung memotong karena tampang orang ga pinter dari kita berdua keluar)
“iya nama kita sama, lucu juga ya”
“iya”
Aku baru sadar nama ku dan nama anak penjual ke itu ternyata sama yaitu ‘NINA’. Ya ampun ko bisa ya. (pasaran gini nama ku).
“aku minta maaf ya kemaren aku ga sengaja liat kalian bertengkar. Kamu dan ibu penjual kue itu”
“iya ga papa”
“ngapain kamu disini”
“lagi nenangin diri”
“menenangkan diri?”
“iya aku lagi kesel sama pacarku . dia tidak tepati janjinya”
“oh, cowok yang rambutnya keriting itu ya”
“iya”
“kalo boleh nanya namanya sapa ya?”
“ridwan”
Aku langsung teringat cerita yang ku buat itu kenapa jadi mirip semua keadaan yang ada di depan ku dengan cerita yang sedang ku buat.
“ kamu kenapa lewat jalan ini, kamu mau beli kue buatan ibu ku lagi”
“iya”
“ayo, aku anterin”
“iya, pake motor aku aja. Kamu aku bonceng”
“oh, iya kamu bawa motor, ya udah”
Kita langsung pergi dari jembatan yang tinggi itu dan pergi menuju toko kue ibu anak ini dan akhirnya dengan waktu perjalanan yang tidak cukup lama aku dan nina sampai.
“ kamu sudah pulang nak, ko bareng anak langganan ibu”
“iya bu tadi saya ketemu sama dia di jalan. Kebetulan tujuan kami sama”
“oh, terima kasih ya nak atas tumpangannya”
“sama-sama bu. Emm... saya mau pesen kue bu yang biasa”
“oh, iya tunggu sebentar ya nak saya kemas dulu kuenya”
“iya bu”
Aku duduk di bangku tunggu pesanan di tempat biasa. Nina pun menemaniku agar tidak bosan bila aku nunggu sendirian pasti aku akan bosan walaupun Cuma sebentar. Tidak tahu kenapa aku jadi cepet akrab dengan nina dia menceritakan semuanya waktu ibunya marah dengan ridwan sampai janji ridwan untuk pertemukan dia dengan orang tuanya batal.
Aku jadi semakin binggung semua yang diceritakan nina tidak asing bagiku karena, semua cerita itu mirip dengan cerita yang aku buat. Setelah ibu nina memberikan pasenanku pada ku dan aku langsung membayarnya dan pulang.
“ini kuenya nak”
“makasih bu ini uangnya”
“terima kasih”
“sama-sama bu, kalau begitu aku mau langsung pulang. assalammuaikum”
“waalaikum salam”
Setelah sampai rumah aku langsung menuju ke kamar mengecek kembali cerita ku yang sudah ku tulis. Ternyata semua cerita yang ku tulis ini benar-benar mirip sekali dengan cerita nina dan aku teringat ketika nina datang pertama kali ke rumah ku untuk mengantarkan kue. Aku menulis kejadian itu di cerita ku ketika hari jum’at jam 15.00 wib sore dan aku langsung keluar kamar untuk mencari kertas bil yang nina kasih pada bunda ku. Tapi, pas aku ke ruang tamu aku ketemu sama bi minah.
“bi, bibi liat ga kertas yang bukti pembayaran kue yang udah seminngu yang lalu”
“ kertas pembayaran kue non?”
“iya bi, liat ga. Yang waktu itu ada anak gadis mengantarkan kue”
“oh, yang itu non ada di dekat meja telepon”
“dekat meja telepon?”
“iya non, bibi naruh di dalam buku teleponnya(sambil senyum-senyum)”
“oh, makasih bi”
Aku langsung pergi ketempat yang dijuntukan sama bibi dan aku meobrak-abrik meja telepon yang aku cari pastinya kertas kecil berwarna putih. Tujuan pertama aku adalah buku telepon seperti apa kata bibi dia taruh kertas bil itu di dalam buku telepon
“ketemu” (nada tinggi)
dan benar saja kertas itu ada di dalamnya tidak, perlu aku mencarinya susah-susah. Hal yang pertama ku cek adaklah jam pengiriman jam tersebut.
“apa hari jum’at, jam 3 sore”(sambil teriak)
Yang benar saja padahal aku sama sekali tidak liat pada saat ku nulis cerita itu.
“mana mungkin” (sambil dan sambil teriak)
Aku semakin heran dengan semua ini rasanya ingin pingsan aja. Tapi, karena aku dari tadi teriak maka bunda dan bibi melihati aku heran. Seperti melihat orang lagi kesurupan.
“ada apa nina?” (bunda bertanya)
“tidak ada apa-apa ko bunda”
Dan aku langsung lari ke kamar sambil membawa kertas bil itu. Benar..benar saja semua yang ku takutkan semua ini terjadi. Cerita yang ku tulis itu terjadi pada nina dengan tidak sengaja , dan tidak ku buntuti nina lalu ku tulis ceritanya pada buku ini. Aku sangat bingung, aku rasa aku tidak bisa menyembunyikan ini sendirian.
Keesokan harinya di pagi hari disaatku kuliah aku langsung mencari sarah dan ku ceritakan semua kejadian ini padanya. Dan dia langsung terdiam tidak lama kemudian.
“apa ending yang akan kamu buat pada cerita ini”
“endingnya?”
“iya apa endingnya?”
“aku ingin endingnya tragis”
“apa?”
“memangnya kenapa?”
“ubah endingnya menjadi bahagia”
“tapi, sarah”
“nina, ini cerita yang bakalan di alami oleh seseorang dan orang- orang di sekitarnya. Kamu tega jika, ini akan berakhir tragis” (sarah langsung memotong pembicaraan ku)
Ke berfikir keras dengan keadaan yang seperti ini namun, kupikir sarah memang benar dan akhirnya aku menjawab.
“aku akan buat cerita ini menjadi bahagia, ku ubah cerita ini yang di mulai dari seseorang yang menulis cerita di buku”
“kamu memasukan cerita kamu nin?”
“iya, dan ini adalah cerita yang magic. Seperti yang di minta sapa bos ku”
“nah, ini baru cerita yang seru. Pasti banyak yang beli majalah kamu nin” (sambil senyum)
“amin.. makasih ya sahabat ku kamu memang ok banget deh” (sambil berpelukan)
Disaat jam kuliah selesai aku langsung melanjutkan cerita ku yang sempat tertunda.
Keesokan harinya ridwan bertemu dengan nina di kampus.
“maaf ya sayang kemarin bunda dan ayah lagi ada acara sama teman mereka dan aku tidak tau jadi, tidak jadi aku pertemukan kalian “
“oh, begitu. Aku kira orang tua kamu memeng tidak mengingin kan untuk detemu dengan ku “
“orang tua ku tidak begitu sayang”
“iya sekarang aku tau”(sambil senyum)
“gimana klo, hari sabtu malam minggu hari ini kamu aku ajak ke rumah ku untuk ketemu mereka. Kamu mau kan?”
“boleh”
“syukurlah(sambil tarik napas). Mereka pasti senang banget”
Nina tersenyum dan ridwan pun juga tersenyum.
“dandan yang cantik ya sayang. Nanti kamu aku jemput”
“iya”
Malam itu pun tiba malam yang di tunggu-tunggu oleh nina. Ridwan kali ini menempati janjinya dia benar menjemput nina dan meminta ijin dengan ibu nina.
“hati-hati ya. Jaga anak saya”
“ iya bu pasti (cium tangan). Assalammualaikum”
“waalaaikumsalam”
Ibu nina sekarang sudah benar menyetujui hubungan mereka. Setelah mereka tiba di rumah ridwan mereke, langsung di sambut oleh kedua adik ridwan.
“ini ka nina ya”
“iya”(sambil senyum)
“ka nina cantik. Pantesan aja ka ridwan suka”
Tidak tahu kenapa nina langsung akrab dengan adik-adik ridwan. Dan pada saat nina memasuki ruang tamu disanalah pertama kalinya nina bertemu dengan kedua orang tua ridwan.
“ini yang namanya nina?”
“iya bu”(sambil senyum dengan muka tegang)
“cantik ya pantas aja kamu suka ridwan” (sambil senyum)
“mama bisa aja” ridwan pun menjawab
Nina cium tangan ayah dan ibu ridwan. Mereka pun langsung makan malam. Nina diterima baik oleh keluarga ridwan. Memang kelurga ridwan tidak memikirkan bibit bobot dari calon yang di pilih oleh anaknya. Mereka pun langsung akrab satu sama lain. Nina sangat senang dengan semua ini. Akhinya kebahagiaan pun ada di pihaknya.
TAMAT
Akhinya dari pemikiran yang matang itu akhirnya ketemulah judul cerita judulnya yaitu “ Book Is a Miracle ” sebuah cerita yang ku buat ini adalah tetang bagaimana keajaiban-keajaiban yang mustahil datang hanya karena sebuah buku.
Kumulai cerita ini berawal dari perkenalan nina di mana di dalam buku ini nama ku yang ku pakai karena sosok yang memakai namaku itu adalah pemeran utama dan cerita ini sedikit ku ubah ku masukan semua pengalamanku yang ku alami.
Dua minggu waktu dan di berikan bos pun tiba aku berikan cerita yang ku buat padanya. Aku langsung menuju ruangannya setelah ku di panggil.
“permisi pak”
“hai nina bagaimana? Semuanya sudah beres?”
“beres pak”
“bagus”
“ini pak ceritanya”
Dua jam aku menunggu bos selesai membaca cerita yang telah ku buat itu. Tidak di sangka tiba-tiba bos berkata.
“ bagus sangat bagus cerita ini. Seperti yang saya harapkan. Terima kasih ya nina”
“ syukurlah pak (sambil hela napas). Sama- sama pak. Tapi, justru saya yang harus berterima kasih pada bapak. Bapak sudah memberi saya kepercayaan untuk proyek besar ini”
“sudahlah. Kamu memang gadis yang hebat semuda ini kamu sudah punya bakat yang luar biasa”
“ bapak bisa saja. Kalo begitu saya permisi dula ya pak”
“iya nanti gaji mu akan besar nina”
“terima kasih pak”
“semoga sesuai ya gaji yang saya berikan”
“oh iya pak saya rasa akan sesuai. Terima kasih pak. Permisi ”
Aku keluar dari ruangan itu aku sangat lega dengan semua ini, akhirnya proyek ku selesai juga aku sangat senang. Ku ceritakan semua ini pada nina termasuk majalah yang berisi cerpen ku itu laku pesat di pasaran padahal baru seminggu majalh itu keluar.
“kau hebat sahabat ku” kata sarah
“kamu juga sahabat ku yang hebat” aku menjawab
Di malam yang indah ini aku dan sarah menatap bintang dari atap rumah ku. Kebetulan atap ku ada yang sengaja di buat khusus untuk aku agar bisa menatap bintang. Tidak tau kenapa tiba-tiba aku berkata.
“ suatu saat nanti aku akan manjadi penulis yang hebat”
Aku dan sarah saling menengok dan tersenyum.
Keesokan harinya nina di jemput oleh ridwan untuk berangkat kuliah bareng kebetulan jadwal masuk hari ini nina dan ridwan sama. Ridwan di usir oleh ibu nina, dan nina pun membelanya
“ ngapain kamu deket-deket anak saya”
“deket-deket gmn bu kita, memang sudah pacaran”
“pasti kamu mau mempermainkan anak saya kan, udah ngaku aja”
“tidak, bu saya sayang banget sama nina. Saya, tidak mungkin menyakiti hatinya, mempermainkan hatinya”
“kamu yakin tidaka kan menyakiti hati anak saya”
“iya bu saya janji”
“baik, sekarang kamu boleh dekat dengan anak saya. Tapi, saya ga mau anak saya kenapa-kenapa hanya gara-gara kamu”
“iya bu saya janji tidak akan menyakiti nina saya akan jaga dia, terima kasih bu sudah merestui kami untuk pacaran, asslammualaikum”
“waalaikumsalam”
Akhirnya ridwan boleh berangkat bareng dengan nina untuk pergi ke kampus bersama. Mereka senang karena ibu nina bisa menyetujui kedekatan mereka.
“besok, saya mau ajak kamu ketemu dengan orang tua saya, kamu mau” tanya ridwan
“saya mau aja tapi, saya ijin dulu sama ibu”
“iya saya akan jemput kamu”
Akhirnya hari yang mereka tunggu itu tiba. Tapi, tiba-tiba ridwan sms dia bilang
*maaaf yah sayang aku ga bisa jemput kamu sekarang mungkin besok aku jemput kamu untuk ketemu sama kedua orang tua ku. Tapi, untuk hari ini ga bisa. Sekali lagi maaf ya sayang*
Nina yang sudah siap dengan dandanan yang cantik dan memakai bajunya yang paling bagus. Dia sangat kecewa dan dia kembali kekamar untuk membersihkan dandanannya dan engganti bajunya. Ibu nina memperhatikan nina dan ibunya bilang.
“kenapa, kamu tidak jadi berangkat”
“iya bu, hari ini ridwan tidak bisa jemput aku. Aku mau jalan sebentar keluar dulu ya bu untuk cari angin”
(Dengan tampang murungnya nina pergi keluar)
Aku yang ingin memesan kue kembali untuk acara bunda. Di saat perjalanan aku melihat anak penjual kue itu ku matikan motor ku dan aku menegurnya.
“hey”
Tapi anak itu tidak dengar aku memanggilnya. Letak anak itu diaa tas jembatan yang di bawahnya terdapat sungai. Aku penggil dia sekali lagi.
“hey”
Dan lagi.
“hey, kamu jangan bunuh diri, jangan loncat dari jembatan itu”
Aku langsung lari dan megang tangan anak itu.
“kamu jangan bunuh diri”
“siapa yang mau bunuh diri” jawabnya
“oh, aku kira... ini seperti cerita yang ku buat tadi, tadinya aku ingin buat cerita yang ada adegan bunuh dirinya tapi, ga jadi abis jadinya serem banget”
“cerita apa”
“belum tau judulnya c, ya tentang percitaan gitulah biasa lagi ada project besar”
“oh, kamu langganan ibu aku kan yang suka dateng pesan kue ibu ku “
“iya, kamu anak ibu penjual kue itukan, Oiya, kita belum kenalan”
“nama ku ‘NINA’ “ (kata- kata ini terdengar dari sudut dua orang yang sedang berhadapan dan saling bersalaman) (tampang heran dari kita berdua)
“NINA” (kita menyebutkan kembali nama masing-masing)
“ternyata nama kita sama ya” ( aku langsung memotong karena tampang orang ga pinter dari kita berdua keluar)
“iya nama kita sama, lucu juga ya”
“iya”
Aku baru sadar nama ku dan nama anak penjual ke itu ternyata sama yaitu ‘NINA’. Ya ampun ko bisa ya. (pasaran gini nama ku).
“aku minta maaf ya kemaren aku ga sengaja liat kalian bertengkar. Kamu dan ibu penjual kue itu”
“iya ga papa”
“ngapain kamu disini”
“lagi nenangin diri”
“menenangkan diri?”
“iya aku lagi kesel sama pacarku . dia tidak tepati janjinya”
“oh, cowok yang rambutnya keriting itu ya”
“iya”
“kalo boleh nanya namanya sapa ya?”
“ridwan”
Aku langsung teringat cerita yang ku buat itu kenapa jadi mirip semua keadaan yang ada di depan ku dengan cerita yang sedang ku buat.
“ kamu kenapa lewat jalan ini, kamu mau beli kue buatan ibu ku lagi”
“iya”
“ayo, aku anterin”
“iya, pake motor aku aja. Kamu aku bonceng”
“oh, iya kamu bawa motor, ya udah”
Kita langsung pergi dari jembatan yang tinggi itu dan pergi menuju toko kue ibu anak ini dan akhirnya dengan waktu perjalanan yang tidak cukup lama aku dan nina sampai.
“ kamu sudah pulang nak, ko bareng anak langganan ibu”
“iya bu tadi saya ketemu sama dia di jalan. Kebetulan tujuan kami sama”
“oh, terima kasih ya nak atas tumpangannya”
“sama-sama bu. Emm... saya mau pesen kue bu yang biasa”
“oh, iya tunggu sebentar ya nak saya kemas dulu kuenya”
“iya bu”
Aku duduk di bangku tunggu pesanan di tempat biasa. Nina pun menemaniku agar tidak bosan bila aku nunggu sendirian pasti aku akan bosan walaupun Cuma sebentar. Tidak tahu kenapa aku jadi cepet akrab dengan nina dia menceritakan semuanya waktu ibunya marah dengan ridwan sampai janji ridwan untuk pertemukan dia dengan orang tuanya batal.
Aku jadi semakin binggung semua yang diceritakan nina tidak asing bagiku karena, semua cerita itu mirip dengan cerita yang aku buat. Setelah ibu nina memberikan pasenanku pada ku dan aku langsung membayarnya dan pulang.
“ini kuenya nak”
“makasih bu ini uangnya”
“terima kasih”
“sama-sama bu, kalau begitu aku mau langsung pulang. assalammuaikum”
“waalaikum salam”
Setelah sampai rumah aku langsung menuju ke kamar mengecek kembali cerita ku yang sudah ku tulis. Ternyata semua cerita yang ku tulis ini benar-benar mirip sekali dengan cerita nina dan aku teringat ketika nina datang pertama kali ke rumah ku untuk mengantarkan kue. Aku menulis kejadian itu di cerita ku ketika hari jum’at jam 15.00 wib sore dan aku langsung keluar kamar untuk mencari kertas bil yang nina kasih pada bunda ku. Tapi, pas aku ke ruang tamu aku ketemu sama bi minah.
“bi, bibi liat ga kertas yang bukti pembayaran kue yang udah seminngu yang lalu”
“ kertas pembayaran kue non?”
“iya bi, liat ga. Yang waktu itu ada anak gadis mengantarkan kue”
“oh, yang itu non ada di dekat meja telepon”
“dekat meja telepon?”
“iya non, bibi naruh di dalam buku teleponnya(sambil senyum-senyum)”
“oh, makasih bi”
Aku langsung pergi ketempat yang dijuntukan sama bibi dan aku meobrak-abrik meja telepon yang aku cari pastinya kertas kecil berwarna putih. Tujuan pertama aku adalah buku telepon seperti apa kata bibi dia taruh kertas bil itu di dalam buku telepon
“ketemu” (nada tinggi)
dan benar saja kertas itu ada di dalamnya tidak, perlu aku mencarinya susah-susah. Hal yang pertama ku cek adaklah jam pengiriman jam tersebut.
“apa hari jum’at, jam 3 sore”(sambil teriak)
Yang benar saja padahal aku sama sekali tidak liat pada saat ku nulis cerita itu.
“mana mungkin” (sambil dan sambil teriak)
Aku semakin heran dengan semua ini rasanya ingin pingsan aja. Tapi, karena aku dari tadi teriak maka bunda dan bibi melihati aku heran. Seperti melihat orang lagi kesurupan.
“ada apa nina?” (bunda bertanya)
“tidak ada apa-apa ko bunda”
Dan aku langsung lari ke kamar sambil membawa kertas bil itu. Benar..benar saja semua yang ku takutkan semua ini terjadi. Cerita yang ku tulis itu terjadi pada nina dengan tidak sengaja , dan tidak ku buntuti nina lalu ku tulis ceritanya pada buku ini. Aku sangat bingung, aku rasa aku tidak bisa menyembunyikan ini sendirian.
Keesokan harinya di pagi hari disaatku kuliah aku langsung mencari sarah dan ku ceritakan semua kejadian ini padanya. Dan dia langsung terdiam tidak lama kemudian.
“apa ending yang akan kamu buat pada cerita ini”
“endingnya?”
“iya apa endingnya?”
“aku ingin endingnya tragis”
“apa?”
“memangnya kenapa?”
“ubah endingnya menjadi bahagia”
“tapi, sarah”
“nina, ini cerita yang bakalan di alami oleh seseorang dan orang- orang di sekitarnya. Kamu tega jika, ini akan berakhir tragis” (sarah langsung memotong pembicaraan ku)
Ke berfikir keras dengan keadaan yang seperti ini namun, kupikir sarah memang benar dan akhirnya aku menjawab.
“aku akan buat cerita ini menjadi bahagia, ku ubah cerita ini yang di mulai dari seseorang yang menulis cerita di buku”
“kamu memasukan cerita kamu nin?”
“iya, dan ini adalah cerita yang magic. Seperti yang di minta sapa bos ku”
“nah, ini baru cerita yang seru. Pasti banyak yang beli majalah kamu nin” (sambil senyum)
“amin.. makasih ya sahabat ku kamu memang ok banget deh” (sambil berpelukan)
Disaat jam kuliah selesai aku langsung melanjutkan cerita ku yang sempat tertunda.
Keesokan harinya ridwan bertemu dengan nina di kampus.
“maaf ya sayang kemarin bunda dan ayah lagi ada acara sama teman mereka dan aku tidak tau jadi, tidak jadi aku pertemukan kalian “
“oh, begitu. Aku kira orang tua kamu memeng tidak mengingin kan untuk detemu dengan ku “
“orang tua ku tidak begitu sayang”
“iya sekarang aku tau”(sambil senyum)
“gimana klo, hari sabtu malam minggu hari ini kamu aku ajak ke rumah ku untuk ketemu mereka. Kamu mau kan?”
“boleh”
“syukurlah(sambil tarik napas). Mereka pasti senang banget”
Nina tersenyum dan ridwan pun juga tersenyum.
“dandan yang cantik ya sayang. Nanti kamu aku jemput”
“iya”
Malam itu pun tiba malam yang di tunggu-tunggu oleh nina. Ridwan kali ini menempati janjinya dia benar menjemput nina dan meminta ijin dengan ibu nina.
“hati-hati ya. Jaga anak saya”
“ iya bu pasti (cium tangan). Assalammualaikum”
“waalaaikumsalam”
Ibu nina sekarang sudah benar menyetujui hubungan mereka. Setelah mereka tiba di rumah ridwan mereke, langsung di sambut oleh kedua adik ridwan.
“ini ka nina ya”
“iya”(sambil senyum)
“ka nina cantik. Pantesan aja ka ridwan suka”
Tidak tahu kenapa nina langsung akrab dengan adik-adik ridwan. Dan pada saat nina memasuki ruang tamu disanalah pertama kalinya nina bertemu dengan kedua orang tua ridwan.
“ini yang namanya nina?”
“iya bu”(sambil senyum dengan muka tegang)
“cantik ya pantas aja kamu suka ridwan” (sambil senyum)
“mama bisa aja” ridwan pun menjawab
Nina cium tangan ayah dan ibu ridwan. Mereka pun langsung makan malam. Nina diterima baik oleh keluarga ridwan. Memang kelurga ridwan tidak memikirkan bibit bobot dari calon yang di pilih oleh anaknya. Mereka pun langsung akrab satu sama lain. Nina sangat senang dengan semua ini. Akhinya kebahagiaan pun ada di pihaknya.
TAMAT
Akhinya dari pemikiran yang matang itu akhirnya ketemulah judul cerita judulnya yaitu “ Book Is a Miracle ” sebuah cerita yang ku buat ini adalah tetang bagaimana keajaiban-keajaiban yang mustahil datang hanya karena sebuah buku.
Kumulai cerita ini berawal dari perkenalan nina di mana di dalam buku ini nama ku yang ku pakai karena sosok yang memakai namaku itu adalah pemeran utama dan cerita ini sedikit ku ubah ku masukan semua pengalamanku yang ku alami.
Dua minggu waktu dan di berikan bos pun tiba aku berikan cerita yang ku buat padanya. Aku langsung menuju ruangannya setelah ku di panggil.
“permisi pak”
“hai nina bagaimana? Semuanya sudah beres?”
“beres pak”
“bagus”
“ini pak ceritanya”
Dua jam aku menunggu bos selesai membaca cerita yang telah ku buat itu. Tidak di sangka tiba-tiba bos berkata.
“ bagus sangat bagus cerita ini. Seperti yang saya harapkan. Terima kasih ya nina”
“ syukurlah pak (sambil hela napas). Sama- sama pak. Tapi, justru saya yang harus berterima kasih pada bapak. Bapak sudah memberi saya kepercayaan untuk proyek besar ini”
“sudahlah. Kamu memang gadis yang hebat semuda ini kamu sudah punya bakat yang luar biasa”
“ bapak bisa saja. Kalo begitu saya permisi dula ya pak”
“iya nanti gaji mu akan besar nina”
“terima kasih pak”
“semoga sesuai ya gaji yang saya berikan”
“oh iya pak saya rasa akan sesuai. Terima kasih pak. Permisi ”
Aku keluar dari ruangan itu aku sangat lega dengan semua ini, akhirnya proyek ku selesai juga aku sangat senang. Ku ceritakan semua ini pada nina termasuk majalah yang berisi cerpen ku itu laku pesat di pasaran padahal baru seminggu majalh itu keluar.
“kau hebat sahabat ku” kata sarah
“kamu juga sahabat ku yang hebat” aku menjawab
Di malam yang indah ini aku dan sarah menatap bintang dari atap rumah ku. Kebetulan atap ku ada yang sengaja di buat khusus untuk aku agar bisa menatap bintang. Tidak tau kenapa tiba-tiba aku berkata.
“ suatu saat nanti aku akan manjadi penulis yang hebat”
Aku dan sarah saling menengok dan tersenyum.
~~~||~~~
1 komentar:
suka sekali baca baca disni
komatsu pc200-8
Posting Komentar