PENGERTIAN ETIKA
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian
baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
tertentu
PENGERTIAN BAIK
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan
memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu
dikatakan baik bila ia dihargai secara positif)
PENGERTIAN BURUK
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang
bertentangan dengan norma‐norma masyarakat yang berlaku
CARA PENILAIAN BAIK DAN BURUK
Menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Kebahagiaan,
Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham
Eudaemonisme, Aliran Pragmatisme, Aliran Positivisme,
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 2
Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran Idealisme, Aliran
Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunisme [carilah
di Internet mengenai faham atau aliran‐aliran tersebut
secara lengkap]
Kriteria perbuatan baik atau buruk yang akan diuraikan di
bawah ini sebatas berbagai aliran atau faham yang pernah
dan terus berkembang sampai saat ini. Khusus penilaian
perbuatan baik dan buruk menurut agama, adat kebiasaan,
dan kebudayaan tidak akan dibahas disini.
Faham Kebahagiaan (Hedonisme)
“Tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan
dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut pandang dari
faham ini yaitu (1) hedonisme individualistik/egostik
hedonism yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi
pribadinya maka disebut baik, sedangkan jika keputusan
tersebut tidak baik maka itulah yang buruk; (2) hedonisme
rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa
kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan
pertimbangan akal sehat; dan (3) universalistic hedonism
yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur apakah
suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada
akibat perbuatan itu melahirkan kesenangan atau
kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
Bisikan Hati (Intuisi)
Bisikan hati adalah “kekuatan batin yang dapat
mengidentifikasi apakah sesuatu perbuatan itu baik atau
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 3
buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan
perbuatan itu”. Faham ini merupakan bantahan terhadap
faham hedonisme. Tujuan utama dari aliran ini adalah
keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga
diartikan sebagai “kebaikan budi pekerti”
Evolusi
Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di
alam ini selalu (secara berangsur‐angsur) mengalami
perubahan yaitu berkembang menuju kea rah kesempurnaan.
Dengan mengadopsi teori Darwin (ingat konsep selection of
nature, struggle for life, dan survival for the fittest) Alexander
mengungkapkan bahwa nilai moral harus selalu berkompetisi
dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di
alam ini, dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang
dikatakan dengan baik, dan nilai‐nilai yang tidak bertahan
(kalah dengan perjuangan antar nilai) dipandang sebagai
buruk.
Paham Eudaemonisme
Prinsip pokok faham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri
dan kebahagiaan bagi orang lain. Menurut Aristoteles, untuk
mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal yaitu (1)
kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan
kekuasaan, (2) kemauan, (3) perbuatan baik, dan (4)
pengetahuan batiniah.
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 4
Aliran Pragmatisme
Aliran ini menititkberatkan pada hal‐hal yang berguna dari
diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Yang
menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu
penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab
kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam
dunia empiris.
Aliran Naturalisme
Yang menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai
dengan keadaan alam”, apabila alami maka itu dikatakan
baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang buruk. Jean
Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan,
pengetahuan dan kebudayaan adalah menjadi perusak alam
semesta.
Aliran Vitalisme
Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme
sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik
dan buruk itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup (yang
sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua
kelompok yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis)
dan (2) vitalisme optimistis. Kelompok pertama terkenal
dengan ungkapan “homo homini lupus” artinya “manusia
adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut
aliran kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang
berperang itulah (yang menang) yang akan memegang
kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F.
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 5
Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf
Hitler.
Aliran Gessingnungsethik
Diprakarsai oleh Albert Schweitzer, seorang ahli Teolog,
Musik, Medik, Filsuf, dan Etika. Yang terpenting menurut
aliran ini adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu
sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan
berlaku baik. Ukuran kebaikannya adalah “pemelihataan akan
kehidupan”, dan yang buruk adalah setiap usaha yang
berakibat kebinasaan dan menghalangi‐halangi hidup.
Aliran Idealisme
Sangat mementingkan eksistensi akal pikiran manusia sebab
pikiran manusialah yang menjadi sumber ide. Ungkapan
terkenal dari aliran ini adalah “segala yang ada hanyalah yang
tiada” sebab yang ada itu hanyalah gambaran/perwujudan
dari alam pikiran (bersifat tiruan). Sebaik apapun tiruan tidak
akan seindah aslinya (yaitu ide). Jadi yang baik itu hanya apa
yang ada di dalam ide itu sendiri.
Aliran Eksistensialisme
Etika Eksistensialisme berpandangan bahwa eksistensi di atas
dunia selalu terkait pada keputusan‐keputusan individu,
Artinya, andaikan individu tidak mengambil suatu keputusan
maka pastilah tidak ada yang terjadi. Individu sangat
menentukan terhadao sesuatu yang baik, terutama sekali
bagi kepentingan dirinya. Ungkapan dari aliran ini adalah “
Diadopsi dari materi kuliah Etika & Profesi Teknik Informatika oleh Dr. Budi Hermana. 6
Truth is subjectivity” atau kebenaran terletak pada pribadinya
maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila keputusan itu
tidak baik bagi pribadinya maka itulah yang buruk.
Aliran Marxisme
Berdasarkan “Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu
yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan
material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran
ini memegang motto “segala sesuatu jalan dapatlah
dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh untuk
mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik
asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan
sumber : mkusuma.staff.gunadarma.ac.id/.../W01-Pengertian Etika
Senin, 02 Juli 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Posts by : Admin
SEJARAH DAN BIOGRAFI KHILAFAH
SEJARAH
DAN BIOGRAFI KHILAFAH
i. Abu
Bakar as-Siddiq
Abu Bakar al-Siddiq (Bahasa Arab: أبو بكر الصديق Abū Bakr al-Siddīq) ialah khalifah pertama orang Muslim dari tahun 632-634. Beliau pada awalnya
digelar Abdul Kaabah (hamba Kaabah) tetapi selepas pengislamannya, beliau menukar namanya
kepada Abdullah. Namun beliau selalu digelar Abu Bakar (daripada
perkataan Arab
Bakar yang bermaksud unta muda) kerana beliau amat gemar membiak unta.
Beliau amat terkenal dengan gelaran As-Siddiq (yang membenarkan). Nama
sebenar beliau ialah Abdullah ibni Abi Qahafah
Abu Bakar As Siddiq ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah
Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw
menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Abu Bakar As Siddiq atau
Abdullah bin Abi Quhafah (Usman) bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi.
Bertemu nasabnya dengan Nabi saw kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek
yang keenam. Dan ibunya, Ummul-Khair, sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin
Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Nabi Muhammad Saw juga
memberinya gelar As Siddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih
dikenal dengan nama Abu Bakar as-Siddiq.
Abu Bakar As Siddiq tumbuh dan
besar di Mekah dan tidak pernah keluar dari Mekah kecuali untuk tujuan dagang
dan bisnis. Beliau memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian
yang sangat menarik, memiliki kebaikan yang sangat banyak, dan sering melakukan
perbuatan-perbuatan yang terpuji. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu
Dughunnah, sesungguhnya engkau selalu menyambung tali kasih dan keluarga,
bicaramu selalu benar, dan kau menanggung banyak kesulitan, kau bantu
orang-orang yang menderita dan kau hormati tamu.
An-Nawawi berkata: Abu Bakar As Siddiq termasuk tokoh Quraisy
dimasa Jahiliyah, orang yang selalu dimintai nasehat dan pertimbangannya,
sangat dicintai dikalangan mereka, sangat mengetahui kode etik dikalangan
mereka. Tatkala, Islam datang Abu Bakar As Siddiq mengedepankan Islam
atas yang lain, dan beliau masuk Islam dengan sempurna.
Zubair bin Bakkar bin Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ma’ruf bin Kharbudz dia
berkata: Sesungguhnya Abu Bakar As Siddiq adalah salah satu dari 10 orang
Quraisy yang kejayaannya dimasa Jahiliyah bersambung hingga zaman Islam. Abu
Bakar As Siddiq mendapat tugas untuk melaksanakan diyat (tebusan atas darah
kematian) dan penarikan hutang. Ini terjadi karena orang-orang Quraisy tidak
memiliki raja dimana mereka bisa mengembalikan semua perkara itu kepada raja.
Pada setiap kabilah dikalangan Quraisy saat itu, ada satu kekuasaan umum yang
memiliki kepala suku dan kabilah sendiri.
i.a. Istri-istri dan anak Abu Bakar.
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abdul Uzza bin Abd bin As’ad pada
masa jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikah dengan Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin
Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikah dengan Asma’ binti Umais bin ma’add bin Taim
al-Khatts’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Dari hasil pernikahannya ini lahirlah bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut
terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikah dengan Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Zuhair dari
Bani al-Haris bin al-Khazraj.
Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah
dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya
di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh hingga Rasullullah saw wafat dan
beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw. Dari
pernikahan tersebut lahirlah Ummu Khultsum.
i. b. Orang yang paling bersih di masa Jahilliyah
Ibnu Asakir meriwayatkan dengan sanadnya yang shahih dari Aisyah, dia
berkata: demi Allah, Abu Bakar As Siddiq tidak pernah melantunkan
satu syairpun di masa Jahiliyah dan tidak pula dimasa Islam. Abu Bakar As
Siddiq dan Utsman bin Affan tidak pernah minum minuman keras di zaman
Jahiliyah.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abdullah bin Zubair, dia berkata, Abu Bakar As Siddiq sama sekali tidak pernah mengucapkan syair.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abu Al-Aliyyah Ar-rayahi, dia berkata:
Dikatakan kepada Abu Bakar As Siddiq ditengah sekumpulan sahabat Rasulullah:
Apakah kamu pernah meminum minuman keras di zaman Jahiliyah? Beliau berkata,
”Saya berlindung kepada Allah dari perbuatan itu!”
i.c. Sifat Abu Bakar As Siddiq
Ibnu Saad meriwayatkan dari Aisyah bahwa seorang laki-laki berkata
kepadanya: Coba sebutkan kepada saya gambaran tentang Abu Bakar As Siddiq! Kata
Aisyah: dia adalah laki-laki kulit putih, kurus, tidak terlalu lebar bentuk
tubuhnya,sedikit bungkuk, tidak bisa untuk menahan pakaiannya turun dari
pinggangnya, tulang-tulang wajahnya menonjol, dan pangkal jemarinya datar.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Aisyah, bahwa Abu Bakar As Siddiq mewarnai
rambutnya dengan 'daun pacar' dan katam (nama jenis tumbuhan). Dia juga
meriwayatkan dari Anas, dia berkata, Rasulullah datang ke Madinah, dan tidak
ada salah seorang dari para sahabatnya yang beruban kecuali Abu Bakar As
Siddiq, maka dia menyemirnya dengan daun pacar dan katam.
Abu Bakar As Siddiq dilahirkan di Mekah dari keturunan Bani Tamim
( Attamimi ), suku bangsa Quraisy. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam,
ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang
terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
i.d. Era bersama Nabi saw
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia
juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas
masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami
oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak
biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak
disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar As Siddiq membebaskan
para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya
kemerdekaan. Sehingga diriwayatkan bahwa Abu Bakar As Siddiq memiliki 9 toko
yang semuanya habis dibuat untuk tegaknya agama islam. Beberapa budak yang ia
bebaskan antara lain :
Bilal bin Rabbah
Abu Fakih
Ammar
Abu Fuhaira
Lubainah
An Nahdiah
Ummu Ubays
Zinnira
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah
ke Madinah (622 M), Abu Bakar As Siddiq adalah satu-satunya orang
yang menemaninya. Abu Bakar As Siddiq juga terikat dengan Nabi Muhammad secara
kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad
beberapa saat setelah Hijrah.
i.e. Menjadi Khalifah
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa
Abu Bakar As Siddiq ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya,
banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar As Siddiq akan
menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah
di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya
menghasilkan penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai pemimpin baru umat Islam
atau khalifah Islam.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan.
Penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai khalifah adalah subyek yang
sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana
umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi
kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi
Muhammad), yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah
SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk
menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan
musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat kalau
Rasulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum,
tidur, dll, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan
apalagi masalah kepemimpinan umat terahir, dan juga banyak hadits di Sunni
maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah
pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat
masing-masing kaum tersebut, Ali bin
Abu Thalib sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu
Bakar As Siddiq dan dua khalifah setelahnya (Umar bin
Khattab dan Usman bin
Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias
dan Ali bin Abu Thalib menjadi pendukung setia Abu Bakar As
Siddiq dan Umar bin Khattab. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali
bin Abu Thalib melakukan baiat tersebut secara "pro forma,"
mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang
berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup
diri dari kehidupan publik.
i.f. Perang Ridda
Segera setelah menjabat Abu Bakar As Siddiq, beberapa masalah yang
mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul.
Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang
kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak
membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh.
Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan
berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi
Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan
hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama
perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi
"Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah
Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru
menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran
Akraba oleh Khalid bin Walid.
i.g. Al Quran
Abu Bakar As Siddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks
tertulis Al Quran. Dikatakan bahwa setelah
kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak
penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar As
Siddiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan
koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para
penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti
tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat
Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar bin Khattab dan
juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Ustman
bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang
dikenal hingga saat ini.
Abu Bakar As Siddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634/ 8
Jumadil Awwal 13 H di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau
berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau.
Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati
jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun
langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi
Bakar), Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.
ii. Umar Al-Khattab
Saidina Umar al-Khattab (Arab, عمر بن الخطاب) (c. 581 - November, 644), kadang-kadang dipanggil juga sebagai Umar al-Farooq ataupun Omar atau Umar ialah daripada Bani Adi iaitu salah satu golongan puak Bani Adi,Quraisy. Dia menjadi khalifah kedua Islam pada 23 Ogos (633-644) bersamaan 22 Jamadilakhir tahun 13 Hijrah dan merupakan salah satu khalifah di dalam Khulafa al-Rasyidin.
ii.a. Kehidupan awal
Saidina Umar
dilahirkan di Makkah.Bapanya
bernama Khattab bin Nufaul Bin Abdul Uzza. Beliau dikatakan terdiri daripada
golongan kelas pertengahan. Waktu kecilnya pernah mengembala kambing dan
dewasanya beliau berniaga dengan berulang alik ke Syam membawa barang dagangan.
Beliau juga berilmu iaitu merupakan perkara yang amat jarang pada masa tersebut
dan juga merupakan seorang pejuang dan wira yang gagah dan terkenal kerana kegagahannya.
Ringkasan
Saidina Umar bin
Al-Khattab telah mendapat hidayat Islam pada tahun ke-6 kenabian ketika berumur
27 tahun.Beliau memeluk Islam setelah mendengar adik perempuan nya membaca ayat
-ayat AL-QURAN . Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tabrani bahawa Rasulullah
S.A.W juga pernah berdoa: Ya Allah , kuatkanlah Islam dengan Umar.
Sebuah hadis daripada Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahawa
Rasulullah S.A.w bersabda : Apabila Umar memeluk Islam,Jibrail pun
datang dan berkata : Ya Muhammad , sesungguhnya seluruh makhluk langit
bergembira dengan Islamnya Umar
Memeluk Islam
Semasa Nabi Muhammad s.a.w. mula menyebarkan Islam secara
terang-terangan, Saidina Umar mempertahankan ajaran tradisi masyarakat Quraisy. Saidina
Umar ialah antara orang yang paling kuat menentang Islam pada masa itu.
Menurut ahli
sejarah Islam, semasa Saidina Umar dalam perjalanan untuk membunuh Rasulullah
s.a.w., beliau bertembung dengan seseorang yang mengatakan bahawa beliau
haruslah membunuh adik perempuannya dahulu memandangkan adiknya telah memeluk
Islam.
Saidina Umar pergi
ke rumah adiknya dan mendapati adiknya sedang membaca Al Quran.
Dalam keadaan yang marah dan kecewa beliau memukul adiknya. Apabila melihat
adiknya berdarah, beliau meminta maaf dan sebagai balasan beliau akan membaca
secebis ayat Al Quran kepada adiknya. Beliau berasa terharu apabila mendengar
ayat-ayat Al Quran yang begitu indah sehinggakan beliau memeluk Islam pada hari
itu juga.
Selepas peristiwa
terbabit, beliau berjanji akan melindungi Islam sehingga ke titisan darah
terakhir.
Saidina Umar di Madinah
Saidina umar
merupakan antara individu yang berhijrah ke Yathrib (kemudiannya dikenali sebagai Madinah). Dia
merupakan salah seorang daripada Sahabat Rasulullah s.a.w..
ii.b. Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Muhammad
s.a.w. wafat pada tahun 632 masihi. Saidina Umar dikatakan amat sedih dengan
kewafatan Rasulullah s.a.w. sehinggakan beliau sanggup membunuh sesiapa sahaja
yang mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w. telah wafat. Beliau kemudiannya
kembali tenang selepas Saidina Abu Bakar (khalifah pertama umat Islam)
berucap "Sesiapa yang menyembah Muhammad ketahuilah bahawa baginda telah
wafat, tetapi sesiapa yang menyembah Allah
s.w.t., ketahuilah bahawa Allah itu hidup dan tidak akan mati."
Saidina Abu Bakar kemudiannya membaca beberapa potong ayat Al Quran
untuk mententeramkan umat Islam.
Saidina Abu Bakar dengan sokongan Saidina Umar menjadi khalifah pertama umat Islam. Semasa
pemerintahan singkat Saidina Abu Bakar, Saidina Umar merupakan penasihat
Saidina Abu Bakar. Saidina Abu Bakar mencalonkan Saidina Umar sebagai
penggantinya sebelum kematiannya pada tahun 634 masihi. Dengan itu
Saidina Umar menjadi khalifah kedua umat Islam.
ii. c. Pemerintahan Saidina Umar
Semasa pemerintah
Saidina Umar, empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia
dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar
Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara,
dan Armenia
daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan
ketangkasan tentera Islam seperti Perang
Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang
menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri
pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.
Pada tahun 637, selepas pengempungan
Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota
tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis iaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu
kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja
besar Kristian
iaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina
Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada
gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai
pusat keagamaan Kristian. 50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar
dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.
Saidina Umar
banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti
menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik
panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina.
Saidina Umar juga
amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.
ii.d. Pemerintahan Saidina Umar
1. Pembaharuan
Dalam Bidang Pentadbiran
a) Membentuk
Majlis Syura
Khalifah Umar
telah membentuk satu Majlis Syura yang merupakan lembaga atau majlis perunding
yang tertinggi. Ianya terbahagi kepada dua iaitu Majlis Syura Tertinggi dan
majlis Syura Am.
Anggota Majlis
Syura Tertinggi ialah terdiri daripada Uthman b. Affan, Ali b. Abi Talib, Zaid
b. Tsabit, Abdul Rahman b. Auf, Saad b. Abi Waqas dan Muaz b. Jabal. Semua
pekara yang melibatkan masalah politik, keselamatan dan sosial negara akan
dibincangkan bersama-sama dalam majlis tersebut. Majlis Syura ini juga
bertanggungjawab menentukan polisi negara dalam soal pemerintahan dalaman dan
hubungan luar.
Melalui amalan
sistem syura, Khalifah Umar dapat mengetahui apa-apa permasalahan yang berlaku
kepada dalam semua segi. Beliau juga membuka peluang dan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada semua orang untuk mengemukakan fikiran dan pendapat
mereka demi kebaikan dan keadilan Islam, Sehingga beliau menggangap semua
manusia yang tidak mahu memberikan pendapat adalah manusia yang tidak
berfaedah.
b) Membahagikan Wilayah-Wilayah Islam
Perkembangan Islam
yang semakin luas dengan pembukaan negara-negara Islam yang baru telah
memerlukan kepada pentadbir bagi menguruskan sesebuah negara. Dengan perluasan
kuasa ini, Khalifah Umar telah membahagikan kerajaan Islam yang semakin luas
kepada beberapa wilayah demi menjaga kelicinan pentadbiran Islam. Umar
meletakkan beberapa orang pegawai untuk menjalankan pentadbiran. Mereka yang
dilantik hendaklah datang ke Mekah pada tiap-tiap tahun selepas menunaikan haji
untuk membuat laporan. Khalifah Umar dikatakan berkebolehan dalam memilih
pegawai-pegawai yang cekap bagi melicinkan pentadbiran, sebagai contohnya
Muawiyah b. Abu Sufian, Amru b. al-Ash, Mughirah b. Syu’bah dan Zaid b. Sumyah.
Sebelum seorang
Gabenor itu dilantik, mereka haruslah mengisytiharkan harta mereka bagi
mengelakkan dari menerima rasuah. Inilah syarat yang dikenakan oleh Khalifah
Umar Al-Khattab bagi menjamin keadilan dan kesucian Islam.
c) Memperbaharui undang-undang pentadbiran tanah
Perluasan kuasa
Islam menuntut kepada Khalifah Umar untuk melakukan pembaharuan terhadap sistem
tanah. Di Mesir, Syria, dan Iraq misalnya, segala tanah-tanah awam adalah menjadi
milik kerajaan tempatan dan segala hasil dari tanah tersebut akan digunakan
untuk membiayai kemudahan-kemudahan awam negara itu juga. Khalifah Umar
menetapkan tanah-tanah yang dimiliki oleh penduduknya tidak akan dirampas
tetapi ianya akan dikenakan cukai.
Tentera atau umat
Islam dari negara lain tidak dibenarkan mengambil tanah dari negara jajahan
kecuali melalui pembelian. Ini berbeza dengan amalan-amalan sebelumnya dimana
tanah-tanah akan dibahagikan kepada tentera yang menyertai peperangan.
2. Pembaharuan dalam bidang ekonomi
Banyak pembaharuan
yang dilakukan oleh Umar bagi mengagihkan pendapatan kepada rakyat dan juga
negara mengikut kehendak Islam. Kadar dan sistem cukai telah diubah. Cukai yang
dikenakan mengikut jenis tanaman yang ditanam. Syarat-syarat yang menyusahkan
rakyat dan tidak adil akan dihapuskan. Beliau juga sering bertanyakan kepada
golongan-golongan Dzimmi (orang bukan Islam) untuk mengetahui samada cukai yang
dikenakan membebankan mereka. Inilah langkah yang dilakukan oleh Umar sebelum
pekara ini diperbaharui. Kesemua ini menyebabkan pungutan cukai menjadi cekap
dan perbendaharan negara bertambah.
Beliau juga turut
memajukan sistem pertanian dengan membuka tanah-tanah baru dan juga mengadakan
projek pengairan, yang mana ianya telah dilaksanakan di Mesir dan Iraq bagi
menambahkan lagi hasil pertanian.
3. Pembaharuan Dalam Bidang Sosial
a) Melakukan
polisi baru untuk golongan Dzimmi
Khalifah Umar
telah mengadakan cukai tanah dan juga jizyah kepada golongan ini. Cukai ini
adalah berpatutan kerana rendah kadarnya dan tidak menyusahkan mereka. Pernah
suatu kali khalifah Umar memanggil 10 orang Dzimmi dari Kufah dan 10 orang
Dzimmi dari Basyrah supaya mereka bersumpah, bahawa cukai yang dikenakan keatas
mereka tidak membebankan.
Taraf dan hak awam
di berikan sama rata seperti apa yang dinikmati oleh orang Islam. Golongan
Dzimmi yang masih menentang Islam akan dibuang atau dihalau keluar negara.
Harta mereka tidak akan dirampas, malah harta mereka yang tidak dapat
dipindahkan seperti ladang akan dibayar ganti rugi oleh kerajaan Islam.
b) Memperbaharui taraf kedudukan hamba
Golongan hamba
pada masa itu telah diberikan hak kepentingan sosial dan taraf yang baik. Hamba
tidak lagi dihina dan ditindas, mereka boleh hidup bebas seperti orang-orang
biasa, kecualilah bagi orang-orang yang benar menentang Islam dalam peperangan.
Umar menetapkan bahawa hamba perempuan yang menjadi ibu tidak boleh dijual
sewenang-wenangnya seperti hamba-hamba lain. Begitu juga dengan hamba yang
berkeluarga tidak boleh dipisahkan dari keluarga mereka.
Taraf golongan
hamba juga disamakan dengan tuannya dalam apa-apa hal tertentu, pegawai-pegawai
yang tidak menghormati dan menjaga hal kebajikan hamba akan dikenakan tindakan
oleh Khalifah Umar. Sebagai contoh, Umar pernah melucutkan jawatan seorang
pegawainya yang tidak menziarahi pekerjanya yang sakit.
c) Mengalakkan
kegiatan keilmuan dan pelajaran
Pelbagai langkah
telah dilakukan oleh Khalifah Umar untuk mengembangkan pelajaran al-Quran.
Beliau menyediakan guru-guru bagi mengajar pelbagai ilmu berhubung dengan
keilmuan dan dihantar ke serata tempat bagi yang memerlukan serta diberi gaji
yang lumayan. Sekolah-sekolah ditubuhkan di masjid-masjid bagi diajar pelajaran
Islam di seluruh wilayah Islam. Umat Islam diwajibkan menghafal surah-surah
tertentu didalam al-Quran bagi menghuraikan prinsip-prinsip utama ajaran Islam
seperti surah al-Baqarah, an-Nisa, al-Maidah dan sebagainya. Golongan ini akan
diberikan pelbagai ganjaran sebagai satu usaha untuk menggalakkan menghafal
kandungan al-Quran.
4. Pembaharuan Dalam Bidang Ekonomi
a) Memajukan
sistem pertanian
Khalifah Umar
telah mewujudkan terusan bagi memajukan sistem pertanian yang mana terusan
tersebut seperti Terusan Amirul Mukminin yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut
Merah sepanjang 69 batu dari bandar Fustat. Di Iraq pula beliau telah membina
Empangan Abu Musa yang menyambungkan Sungai Dujlah (Tigres) dengan bandar
Basrah.
Tanah juga telah
dikajiselidik bagi menempatkan tanaman-tanaman yang bermutu. Rakyat juga digalakan
untuk membuka tanah-tanah baru bagi memperbanyakkan hasil pertanian. Tanah yang
tidak dikerjakan akan ditarik balik sekiranya tidak terdapat hasil pertanian di
dalamnya. Begitu juga beliau juga telah mengadakan sistem cukai bagi
menambahkan pendapatan negara.
ii.d. Wafatnya Saidina Umar
Saidina Umar wafat
pada tahun 644 selepas
dibunuh oleh seorang hamba Majusi Parsi yang bernama Abu Lu'lu'ah
atau Fairuz. Abu Lu'lu'ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap
Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar
menjadi imam di Masjid
al-Nabawi, Madinah.
Saidina Umar
meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi
Muhammad s.a.w. dan makam Saidina Abu Bakar. Saidina Uthman Affan dilantik menjadi khalifah
selepas kematiannya.
iii. Uthman bin Affan
Uthman bin Affan (Arab:
عثمان بن عفان) merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W.
Ketika beliau menjadi khalifah, berlaku pertelingkahan dikalangan umat Islam mengenai cara bacaan Al-Quran. Disebabkan oleh itu Uthman
bin Affan telah meminjam suhuf, (kumpulan penulisan Al-Quran daripada
Hafsa. Selepas itu Uthman bin Affan telah memerintahkan empat
orang sahabat untuk menyalin semula Al-Quran dalam bentuk yang sempurna yang
dikenali sebagai Mushaf
Uthman.
Salinan Mushaf
Uthman
tersebut dihantar keseluruh pusat jajahan bagi mengantikan salinan-salinan yang
lain.
iii.a. Biografi
Saidina Uthman
dilahirkan di dalam sebuah keluarga Quraish yang kaya
di Makkah
beberapa tahun selepas kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.. Dia ialah salah seorang
daripada orang yang pertama sekali memeluk Islam dan amat
dikenali kerana sifat dermawannya kepada orang yang susah. Beliau juga
berhijrah ke Habshah
dan kemudian penghijrahan
dari Makkah ke Madinah.
iii.b. Perkembangan Islam semasa pemerintahan Saidina Uthman
Saidina Uthman menjadi
khalifah selepas Saidina Umar
Al-Khattab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun
644 sehingga tahun 656.
Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara,
dan Cyprus
menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Adalah dikatakan bahawa Saidina Uthman melantik
saudaranya sebagai pentadbir jajahan baru Islam. Enam tahun pertama
pemerintahannya dianggap aman manakala enam tahun terakhir pula dianggap
keadaan huru-hara. Beliau juga berjaya menghabiskan usaha pengumpulan al-Quran yang
dimulakan oleh Saidina Abu Bakar (khalifah pertama Islam).
Hingga hari ini, kita gunakan Mushaf Uthmani.
iii. c. Pandangan ahli Sunah mengenai Saidina Uthman
Menurut pandangan
ahli Sunah Waljamaah, dia mengahwini dua orang puteri
Rasulullah s.a.w. dalam masa yang berbeza(beliau digelar zunurain). Saidina
Uthman R.Anhu salah seorang dijanjikan syurga.
iii. d. Pandangan Syiah mengenai Saidina Uthman
Golongan Syiah percaya bahawa Saidina Ali Abi Talib yang sepatutnya menjadi
khalifah memandangkan beliau ialah sepupu dan menantu Nabi Muhammad s.a.w.. Mereka percaya bahawa
Saidina Uthman tamak dan mementingkan saudara sendiri dalam melantik pentadbir
baru tanah jajahan Islam.
iv. Ali bin Abi Talib
Saidina Ali Abi Talib (Bahasa Arab: علي بن أبي طالب) ialah antara Imam Islam selepas
Rasulullah SAW dan khalifah terakhir Islam daripada Khulafa al-Rasyidin. Beliau juga ialah sepupu dan
menantu Nabi Muhammad s.a.w. selepas mengahwini anak
perempuan Rasulullah s.a.w. yaitu
Fatimah.
iv. a. Kehidupan awal
Saidina Ali
dilahirkan di Makkah
pada tahun 598. Bapa
Saidina Ali, Abu
Talib ialah pembesar puak Quraisy dan juga ialah bapa saudara Nabi Muhammad s.a.w.. Semasa Nabi Muhammad
s.a.w. menerima wahyu daripada Allah
s.w.t., Saidina Ali merupakan kanak-kanak pertama memeluk Islam.
Saidina Ali
sentiasa menyokong Nabi Muhammad s.a.w. semasa kezaliman terhadap orang Muslim berlaku.
Pada tahun 622 masihi,
semasa peristiwa hijrah
berlaku, Saidina Ali mengambil risiko dengan tidur di katil Rasulullah s.a.w.
lantas berjaya mengelakkan satu percubaan membunuh baginda.
Saidina Ali di Madinah
Semasa berlakunya Perang
Badar, Saidina Ali menumpaskan seorang jaguh Quraisy iaitu Walid ibni Utba di samping
askar-askar Makkah
yang lain. disamping itu para sahabat Rasulullah juga memainkan peranan yang
penting di sisi Nabi sebagai pejuang agama Allah. Beliau mengahwini Fatimah
az-Zahra, anak Rasulullah s.a.w. Ketika itu beliau berumur 25 tahun dan
Siti Fatimah berumur 18 tahun. Kerana kemiskinannya Saidina Ali menjual baju
besi perangnya untuk dijadikan mahar. walaupun begitu para sahabat lain seperti
Saidina Abu Bakar, Saidina Umar, Saidina Usman dan Saidina Abdul Rahman bin Auf
berbesar hati mengeluarkan perbelanjaan majlis perkahwinan kedua pengantin itu
demi memuliakan Rasulullah SAW, kekasih yang amat mereka cintai.
Sepanjang sepuluh
tahun Nabi Muhammad s.a.w. mengetuai penduduk Madinah, Saidina Ali senantiasa
menolong dan membantu baginda demi kemajuan umat Islam.
iv. b. Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w.
Selepas wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. pada tahun 632 masihi, Saidina Abu Bakar dilantik menjadi khalifah pertama
umat Islam. Adalah dikatakan bahawa Saidina Ali terus menerima Saidina Abu
Bakar sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW sekali gus menafikan
fitnah yang dilontarkan oleh kaum Syiah. Ahli Sunah Waljamaah percaya
perlantikan Saidina Abu Bakar merupakan sesuatu yang tepat sekali mengikut
syariat Allah dan Rasulullah. Malah Saiyidina Ali menjadi salah seorang tentera
Islam di bawah pemerintahan Saiyidina Abu Bakar untuk memerangi kaum yang
murtad dan tidak mahu membayar zakat. Golongan Syiah pula percaya
memandangkan Saidina Ali merupakan menantu dan sepupu kepada Rasulullah s.a.w.
maka beliaulah yang seharusnya dilantik menjadi khalifah.
iv. c. Menjadi khalifah ke-4
Pada tahun 656 masihi, khalifah
ketiga Islam iaitu Saidina Uthman
bin Affan wafat kerana dibunuh oleh puak pemberontak di dalam rumahnya
sendiri. Pemberontakan mereka atas sebab tidak puas hati dengan Saidina Uthman
yang dikatakan mengamalkan nepotisme dan menggunakan harta baitul mal untuk
keluarganya. Atas keputusan ahli Syura mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi
khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Tetapi selepas didesak, beliau akhirnya
menerima untuk menjadi khalifah.
iv. d. Pentadbiran Saidina Ali
Perkara pertama
beliau lakukan selepas dilantik menjadi khalifah ialah mencari pembunuh saidina
Uthman mengikut saluran undang-undang Islam. dengan menghapuskan pemberontakan
yang hendak dibuat oleh golongan Rafidhah yang menghasut para sahabat. Isteri
Rasulullah iaitu Ummul Mukminin Saidatina Aisyah, dan dua orang sahabat Nabi
iaitu Talhah ibn Ubaidillah dan Zubair ibn Awwam telah terlibat sama. Pemberontakan itu berjaya ditumpaskan oleh
Saidina Ali dalam Perang Jamal (juga dikenali sebagai Perang Unta).
Dalam peperangan ini, Talhah dan Zubair terkorban akibat dibunuh oleh golongan
Rafidhah yang mengaku sebagai pengikut Saidina Ali. Manakala Saidatina Aisyah
dikembalikan ke Madinah oleh Saidina Ali. Beliau menjalankan satu misi dengan
mengarahkan 100 orang wanita menyamar lelaki dan menutup muka, lalu menarik
unta Ummul Mukminin Aisyah kembali ke Madinah.
Namun ada juga
yang mengatakan: Keluarnya Aisyah bersama Thalhah dan Az Zubair bin Al Awwam ke
Bashrah dalam rangka mempersatukan kekuatan mereka bersama Ali bin Abi Thalib
untuk menegakkan hukum qishash terhadap para pembunuh Utsman bin Affan. Hanya
saja Ali bin Abi Thalib meminta penundaan untuk menunaikan permintaan qishash tersebut.
Ini semua mereka lakukan berdasarkan ijtihad walaupun Ali bin Abi Thalib lebih
mendekati kebenaran daripada mereka. (Daf'ul Kadzib 216-217)
Selepas itu,
Saidina Ali melantik gabenor-gabenor baru bagi menggantikan pentadbir-pentadbir
yang dilantik oleh Saidina Uthman. Saidina Ali memindahkan pusat pentadbiran
Islam daripada Madinah
ke Kufah, Iraq. Kota Damsyik, Syria pula ditadbir oleh Muawiyah,
Gabebor Syria dan saudara Saidina Uthman. Muawiyah telah dilantik sebagai
Gabenor pada masa pemerintahan Saidina Umar lagi.
Muawiyah, yang
menyimpan cita-cita politik yang besar, berpendapat bahawa siasatan berkenaan
dengan pembunuhan Saidina Uthman adalah merupakan keutamaan bagi negara ketika
itu dan beliau ingin mengetahui siapakah pembunuh Saidina Uthman dan pembunuh
tersebut mestilah dihukum qisas. Bagi Saidina Ali, beliau berpendapat keadaan
dalam negara hendaklah diamankan terlebih dahulu dengan seluruh penduduk
berbaiah kepadanya sebelum beliau menyiasat kes pembunuhan Saidina Uthman.
Muawiyah kemudiannnya menyatakan rasa kesal dengan kelambatan Saidina Ali
menyiasat kematian Saidina Uthman, lalu melancarkan serangan ke atas Saidina
Ali. Akhirnya terjadilah Perang Siffin di antara Muawiyah dan Saidina Ali. Di
dalam peperangan ini antara para sahabat yang terlibat adalah Amru Al-Ash,
Ammar ibn Yasir, Abdullah ibn Amru Al Ash, Abdullah ibn Abbas.
Ada di antara para
sahabat bersikap berkecuali di dalam hal ini. Antaranya adalah Abdullah
ibn Umar, Muhammad ibn
Maslamah, Sa'ad ibn Abi
Waqqas, Usamah ibn Zaid.
SUMBER :
http://ms.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_as-Siddiq
http://majlisdzikrullahpekojan.org/kisah-sahabat-nabi/abu-bakar-as-siddiq.html
http://ms.wikipedia.org/wiki/Saidina_Umar_Al-Khatab
http://ms.wikipedia.org/wiki/Saidina_Uthman_Affan
http://ms.wikipedia.org/wiki/Saidina_Ali_Abi_Talib
Langganan:
Postingan (Atom)